TANGERANG RAYA,korantangsel.com- Kota Tangerang menjadi pelopor penggunaan Teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) pertama di Provinsi Banten, yang diterapkan di TPA Rawa Kucing sebagai bagian dari inovasi pengelolaan sampah berkelanjutan.

Pejabat Walikota Tangerang, Dr. Nurdin, S.Sos, M.Si mengatakan fasilitas RDF ini menjadi langkah konkret pemerintah dalam mengolah sampah secara berkelanjutan, efektif dan bernilai ekonomis. Karena, teknologi RDF ini memungkinkan pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif melalui proses homogenisasi.

“Hasil dari pengolahan RDF ini berupa briket, yang nantinya bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan industri dan ini bagian dari modernisasi pengolahan sampah di Kota Tangerang,” katanya.

Ia mengklaim tranformasi ini bertujuan untuk memanfaatkan sampah sebagai solusi dan sumber daya bernilai ekonomi, sambil menunggu pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah selesai dibangun.

“Briket hasil dari RDF ini akan dipasarkan kepada PT Solusi Bangun Indonesia sebagai mitra kerja sama, dengan nominal Rp 400 per kilogram,” ungkapnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Wawan Fauzi mengungkapkan RDF merupakan teknologi yang mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif dengan kualitas setara batu bara. Di mana bahan bakar ini, nantinya akan dimanfaatkan oleh perusahaan yang masih mengandalkan batu bara untuk kebutuhan energi.

Lanjutnya, fasilitas RDF di TPA Rawa Kucing memiliki dua lini produksi dengan kapasitas masing-masing 25 ton sampah per hari, atau total 50 ton municipal solid waste (MSW) per hari yang akan diolah menjadi 25-30 ton RDF per hari.

Diharapkan, pemanfaatan dan penggunaan mesin RDF ini, menjadi solusi jangka panjang dalam pengelolaan sampah di perkotaan. Bahkan, tidak hanya mengurangi dampak lingkungan dari sampah, melainkan peluang untuk mendukung kebutuhan bahan bakar industri secara berkelanjutan. (Dini)